Kakek yang Terlalu Banyak Berfikir

Suatu ketika, seorang kakek tua sedang mencari kayu bakar di hutan. Persediaan kayu bakar di rumahnya telah habis. Jika ia tak mempunyai kayu bakar, ia tak dapat memasak. Hutan sangat sepi kala itu. Kakek tua pun bergegas mengumpulkan kayu bakar. Tiba-tiba, ia melihat sebuah kayu kering di atas pohon. Ia ingin mengambil kayu itu, tapi ia bingung.

“Apakah aku harus mengambil kayu itu? Tapi, bagaimana caranya?” gumam kakek tua. Kakek tua itu terus berpikir. “Tapi, pasti memerlukan waktu yang lama untuk naik ke atas pohon. Belum lagi kalau aku terpeleset dan jatuh,” lanjut kakek tua itu. Kakek tua itu kembali berpikir keras.

“Tapi, kayu itu sangat lumayan untuk dijadikan kayu bakar, Aku bisa seminggu tak mencari kayu bakar, jika aku berhasil mendapatkannya,” gumam kakek itu. Kakek itu berpikir cukup lama. Akhirnya, kakek tua memutuskan untuk tidak mengambil kayu kering itu. Ia takut terjatuh. Kakek tua pun melanjutkan perjalanannya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seekor burung di atas pohon. Tampaknya burung itu sedang lemah.

Kakek tua itu bahkan bisa dengan mudah menangkapnya. Sayangnya, si kakek tua masih saja berpikir. “Apakah aku harus menangkap burung itu?” pikir si kakek tua.

Kakek tua kembali berpikir. “Tapi, burung itu sangat tinggi. Tidak usah sajalah. Aku takut terjatuh,” lanjut kakek tua.

Saat kakek tua hendak melanjutkan perjalanan, ia berubah pikiran. Ia jadi ingin menangkap burung itu.  “Lebih baik aku menangkapnya saja. Aku bisa makan malam dengan daging burung itu,” pikir kakek tua.

Kakek tua berniat memanjat pohon. Baru menyentuh batang pohon, ia kembali berpikir. “Ah, aku takut jatuh. Kalau aku jatuh, aku tak bisa makan daging burung. Bisa-bisa malah aku yang menjadi makanan burung,” pikir kakek tua. Berbagai macam pikiran muncul. Akhirnya, si kakek tua memutuskan untuk tidak menangkap burung itu. Kakek tua lalu pulang ke rumah.  Ia pun pulang dengan tangan kosong. Sambil berjalan pulang, ia terus berpikir.

“Andai tadi aku mengambil kayu kering dan burung itu, pasti malam ini aku bisa memasak burung itu dengan kayu bakar.” sesal kakek tua. Kakek tua pulang dengan perasaan menyesal. Seharusnya ia tidak usah banyak berpikir lakukan saja apa yang ingin dilakukan, pasti akan mendapatkan hasil.

Pesan moral dari cerita rakyat singkat ini adalah jangan terlalu banyak berpikir, ya. Lakukanlah apa yang ingin dilakukan, agar kau tidak menyesal nantinya.

( Sumber : google, internet )

Penulis adalah seorang pemerhati pendidikan anak-anak. Tulisan, cerita dan isi dalam website ini ada yang bersumber dari tulisan asli dan ada juga yang dirangkum, diambil, di copy dari berbagai sumber di internet.  Jika ada atulisan atau isi konten yang tidak sesuai dan melanggar hak cipta, silahkan hubungi penulis agar segera dihapus. Terima Kasih.

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply