Semangat 17 Agustus di Desa Kecil

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah hijau dan pepohonan rindang, persiapan untuk perayaan 17 Agustus sudah mulai terasa sejak awal bulan. Warga desa sangat antusias karena hari kemerdekaan ini adalah momen yang selalu dinantikan setiap tahun.

Di pagi hari, udara segar dan suara kicau burung menjadi latar belakang kesibukan warga desa yang mulai berkumpul di balai desa. Anak-anak berlarian ke sana kemari, tertawa riang sambil membawa bendera kecil yang mereka kibarkan dengan semangat. Para pemuda sibuk memasang bendera merah putih di sepanjang jalan desa, sementara ibu-ibu mulai menyiapkan aneka makanan tradisional yang akan disajikan pada hari puncak perayaan.

Pak Lurah, pemimpin desa, memberikan arahan dengan suara lantang, memastikan semua persiapan berjalan dengan baik. “Jangan lupa siapkan lapangan untuk lomba-lomba! Kita harus pastikan semuanya siap sebelum 17 Agustus tiba,” ujarnya sambil tersenyum.

Di sudut lapangan, beberapa pria dewasa terlihat sedang mendirikan tiang untuk lomba panjat pinang, yang selalu menjadi acara paling dinanti. Tiang-tiang itu dipoles dengan minyak kelapa agar licin, membuat tantangan lebih seru. Sementara itu, kelompok lain sibuk menyiapkan berbagai permainan tradisional seperti balap karung, tarik tambang, dan lomba makan kerupuk. Tak lupa, ada juga lomba menghias sepeda untuk anak-anak, di mana sepeda-sepeda akan dihias dengan kertas warna-warni dan bunga.

Suasana semakin meriah ketika malam tiba, warga desa berkumpul untuk berlatih paduan suara dan menyiapkan pertunjukan seni. Suara gendang dan seruling mengiringi latihan tarian tradisional yang akan ditampilkan di panggung utama pada malam puncak perayaan. Lampu-lampu mulai dipasang di sepanjang jalan desa, menerangi setiap sudut dengan cahaya hangat yang membuat suasana semakin hangat dan akrab.

Anak-anak tak kalah antusias, mereka berkumpul di bawah pohon beringin besar, berlatih menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan. Gelak tawa dan canda mereka membuat suasana semakin hidup. Di rumah-rumah, ibu-ibu sibuk membuat bendera mini dan pernak-pernik lainnya yang akan dipakai untuk menghias desa pada hari H.

Hari demi hari, persiapan semakin matang. Warga desa bergotong royong dengan penuh semangat, seolah-olah energi kemerdekaan mengalir dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Mereka sadar bahwa perayaan ini bukan sekadar acara tahunan, tetapi juga bentuk syukur atas kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan panjang.

Saat malam sebelum 17 Agustus tiba, seluruh desa sudah bersolek dengan indah. Bendera merah putih berkibar di setiap sudut, jalanan desa dipenuhi hiasan warna-warni, dan semangat kemerdekaan membara di hati setiap warga. Desa kecil itu bersiap menyambut hari yang penuh keceriaan, kebersamaan, dan tentunya, kebanggaan sebagai bagian dari Indonesia yang merdeka.

( Cerita : Indra / Sanggarcerita.com )

Penulis adalah seorang pemerhati pendidikan anak-anak. Tulisan, cerita dan isi dalam website ini ada yang bersumber dari tulisan asli dan ada juga yang dirangkum, diambil, di copy dari berbagai sumber di internet.  Jika ada atulisan atau isi konten yang tidak sesuai dan melanggar hak cipta, silahkan hubungi penulis agar segera dihapus. Terima Kasih.

You must be logged in to post a comment Login