Di sebuah desa yang damai, hiduplah seekor kucing bernama Oyen. Bulu Oyen berwarna jingga terang dengan garis-garis putih, membuatnya selalu terlihat mencolok di antara kucing-kucing lainnya. Oyen terkenal di kampungnya karena keahliannya dalam berlari. Setiap pagi, ia berlari mengelilingi sawah-sawah, mengejar kupu-kupu dan burung kecil yang terbang rendah.
Suatu hari, terdengar kabar bahwa akan diadakan lomba lari antar kucing di desa. Semua kucing dari desa-desa sekitar diundang untuk berpartisipasi. Oyen sangat bersemangat mendengar kabar ini. “Ini kesempatan untuk menunjukkan bahwa aku bukan hanya kucing kampung biasa,” pikirnya.
Hari perlombaan pun tiba. Lapangan desa sudah dipenuhi warga yang datang untuk menyaksikan acara tersebut. Para kucing peserta berdiri di garis start, termasuk Oyen yang tampak tenang tapi penuh antusiasme. Di sebelahnya ada kucing-kucing lain dengan berbagai ukuran dan warna, semua tampak siap untuk berkompetisi.
Saat peluit tanda dimulainya lomba ditiup, Oyen langsung melesat ke depan. Kakinya yang lincah membawa tubuhnya melintasi lintasan dengan kecepatan yang mengagumkan. Angin yang sejuk menerpa wajahnya, tapi Oyen tidak peduli, ia hanya fokus pada tujuannya—menjadi yang pertama mencapai garis finis.
Sepanjang perlombaan, Oyen tidak membiarkan dirinya teralihkan. Ia mengingat latihan-latihan yang telah dilakukannya setiap pagi, mengejar burung dan berlari di sawah. Satu per satu, ia meninggalkan lawan-lawannya di belakang.
Namun, di tengah lintasan, Oyen melihat sebuah rintangan besar—tumpukan karung yang harus dilompati. Dengan sigap, ia melompat tinggi, melewati rintangan itu dengan mudah. Saat ia mendarat, kucing-kucing lain masih berusaha melewati rintangan tersebut, dan Oyen pun semakin jauh di depan.
Semakin dekat ke garis finis, Oyen merasakan semangatnya semakin membara. Ia memacu kakinya lebih cepat, dan dengan lompatan terakhir yang penuh tenaga, ia melewati garis finis pertama kali! Sorak sorai warga desa pecah, mereka bersorak gembira melihat kemenangan Oyen.
Oyen tak percaya bahwa dirinya benar-benar berhasil. Ia berdiri di tengah lapangan, napasnya masih terengah-engah, tapi matanya berbinar penuh kebanggaan. Tak lama kemudian, Pak Lurah datang menghampirinya dengan sebuah piala kecil di tangan. “Selamat, Oyen! Kamu adalah juara pertama lomba lari antar kucing tahun ini!” kata Pak Lurah sambil menyerahkan piala tersebut.
Oyen mengeong pelan sebagai tanda terima kasih. Ia tahu, kemenangan ini bukan hanya karena kecepatan dan ketangkasannya, tetapi juga karena kerja keras dan ketekunan yang selalu ia lakukan setiap hari. Sejak saat itu, Oyen menjadi kebanggaan desa, dan ia terus berlatih setiap hari, tidak hanya untuk mempertahankan gelarnya, tetapi juga karena ia sangat mencintai berlari.
Kucing-kucing lain pun terinspirasi oleh Oyen, dan setiap hari, lapangan desa dipenuhi dengan kucing-kucing yang berlari dan berlatih, berharap suatu hari mereka bisa seperti Oyen—kucing juara yang selalu bersemangat dan tak pernah menyerah.
( Cerita : Indra /Sanggarcerita.com )
SANGGAR CERITA adalah sebuah portal pusat informasi pendidikan dan imajinasi anak-anak. Kami menyajikan berbagai informasi seputar dunia pendidikan anak-anak dan menyajikan cerita-cerita dan dongeng yang dapat memberikan manfaat untuk perkembangan anak-anak.
Penulis adalah seorang pemerhati pendidikan anak-anak. Tulisan, cerita dan isi dalam website ini ada yang bersumber dari tulisan asli dan ada juga yang dirangkum, diambil, di copy dari berbagai sumber di internet. Jika ada tulisan atau isi konten yang tidak sesuai dan melanggar hak cipta, silahkan hubungi penulis agar segera dihapus. Terima Kasih.
Copyright © 2024 Sanggar Cerita. Dunia Pendidikan dan Imajinasi Anak
You must be logged in to post a comment Login